@conference {213, title = {Pemajanan Extremely Low Frequency-Electromagnetic Field pada mencit strain Swiss Webster dan implikasinya terhadap folikel sekunder}, booktitle = {Seminar Nasional ke-22 Perhimpunan Biologi Indonesia}, year = {2013}, publisher = {Fakultas Biologi Unsoed}, organization = {Fakultas Biologi Unsoed}, address = {Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia}, abstract = {Penggunaan peralatan listrik dewasa kini makin meningkat, sehingga manusia tanpa disadari dapat terpajan dengan peralatan yang terdapat Extremely Low Frequency {\textendash} Electromagnetic Field (ELF-EMF). Telah diketahui bahwa pengaruh ELF-EMF pada beberapa spesies hewan dapat mempengaruhi aktivitas sekresi kelenjar hipofisis dan menurunkan efek biologis dari melatonin. Melatonin sendiri berperan dalam meregulasi Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LHRH) di hipotalamus, yang akan mempengaruhi gonadotropin FSH dan LH. Selanjutnya dapat mengubah produksi hormon seks steroid, dan berakibat pada perubahan siklus reproduksi. Tujuan penelitian: ini untuk mengetahui pengaruh pemajanan ELF-EMF terhadap jumlah dan morfologi folikel sekunder dan tersier serta melihat ada tidaknya efek kumulatif pemajanan pada tiap generasi. Metode: Dua belas pasang mencit parental yang mendapatkan empat perlakuan pemajanan. Beberapa mencit dari tiap perlakuan dikawinkan untuk mendapatkan mencit generasi pertama, kedua dan ketiga. Mencit lainnya dietanasi untuk diambil ovariumnya dan dijadikan preparat. Jumlah preparat yang digunakan yang dianalisis adalah 60 sampel. Setiap sampel diamati untuk mendapatkan jumlah folikel sekunder normal, dan folikel sekunder atresia. Hasil: Uji Kruskal Wallis dan post Hoc didapatkan perbedaan yang bermakna pada folikel sekunder tegangan 3, 4, 5 kV pada F2 (p <= 0,05) serta F3 antara tegangan 3 dengan 4 kV; 3 dengan 5 kV (p<= 0,05). Hasil folikel sekunder atresia kelompok kontrol, 3 kV, 4 kV dan 5 kV pada generasi F2 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p<= 0,05); pada kontrol dengan 3 kV, kontrol dengan 4 kV, 3 kV dengan 5 kV dan 4 kV dengan 5 kV. Kesimpulan: Pemajanan ELF-EMF tegangan 3, 4, 5kV berpengaruh terhadap morfologi folikel sekunder ovarium. Namun, tidak didapatkan efek kumulatif tiap generasi. }, keywords = {ELF-EMF; folikel atresia sekunder; folikel sekunder; kuat medan magnet; tegangan}, author = {Puji Sari and Dwi Anita Suryandari and Monika Besti Yolanda} }